Gunung Ijen tidak hanya memesona dengan api biru dan danau toskanya yang mendunia, namun juga menyimpan potensi bahaya rawan bencana yang dapat mengancam kehidupan masyarakat dan wisatawan di sekitarnya. Namun, siapa sangka dari permasalahan itu, lahir gagasan brilian dari sekelompok mahasiswa program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember yang meneliti terkait bagaimana kearifan lokal menjadi instrumen ketangguhan masyarakat untuk adaptif dan bertahan di tengah-tengan ancaman tersebut.
Tim mahasiswa yang terdiri atas empat orang dari kolaborasi lintas angkatan tersebut lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) Tahun 2025. Di bawah bimbingan Dosen PWK UNEJ, Igor Aviezena Eris, S.Geo., M.URP., mereka mengusung penelitian yang begitu relevan tentang tema mitigasi bencana dan pelestarian alam.
Melalui pendekatan analisis sosio-spasial, tim ini menggali kompleksitas kerentanan masyarakat di desa-desa yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Ijen. Mereka mengidentifikasi wilayah rentan sosial terhadap ancaman letusan dan mendalami bagaimana kondisi sosial, ekonomi, tingkat pendidikan, akses infrastruktur, dan keterlibatan komunitas memengaruhi kapasitas adaptif masyarakat.
Namun yang paling menarik, penelitian ini tidak berhenti pada angka dan peta. Tim ini dengan cermat mengidentifikasi praktik-praktik kearifan lokal, mulai dari bentuk arsitektur rumah, penataan permukiman yang menghindari zona berbahaya, hingga ritual adat yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini berbasis budaya. Semua itu dikemas sebagai kekuatan sosial yang selama ini jarang disentuh oleh pendekatan formal mitigasi bencana.
Dengan menyatukan antara data kerentanan dan potensi kearifan lokal, tim ini mengoherensikan bagaimana kearifan lokal dapat secara berkelanjutan menjadi instrumen adaptasi tangguh yang berbasis komunitas. Tujuan akhirnya sederhana, namun berdampak besar untuk membangun masyarakat yang tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga kuat secara sosial dan kultural dalam menghadapi bencana.
Penelitian ini menjadi sebuah pembuktian bahwa inovasi tak selalu hadir dalam bentuk teknologi canggih. Terkadang, jawaban masa depan bisa ditemukan dalam warisan nilai-nilai lama yang telah terbukti tangguh melewati zaman. Di tangan tim PKM-RSH yang diketuai oleh Hikmal Akbar Ibnu Sabil, ilmu pengetahuan bukan hanya untuk teori, melainkan untuk menghidupkan harapan dan menyelamatkan masa depan.
Temukan kami! Melalui media berikut.
Instagram : www.instagram.com/pkmrsh_ijen
Tiktok : www.tiktok.com/@pkmrsh_ijen
YouTube : www.youtube.com/@PKM-RSHSOSIOSPASIALKRBIJEN
